Jumat, 19 Maret 2010

Palestine (emang) Gue Pikirin*

Jumatan kali ini terasa cukup istimewa. Bukan karena kesekian kalinya saia bisa jumatan di dekat kantor. Bukan pula karena saia tidak tertidur selama khotbah. Yang membuat istimewa adalah sang khatib yang membawakan ceramahnya cukup bersemangat dan tema yang diangkat adalah tentang Palestina.
Sang khatib kali ini adalah dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA). Beliau juga telah berkesempatan untuk mengunjungi Gaza pada beberapa waktu yang lalu bersama-sama NGO dan LSM lainnya yang peduli pada kemanusiaan, khususnya untuk warga Palestina.


Dalam khotbahnya, sang Khatib tidak menjelaskan sejarah Palestina dan tetek bengeknya yang (mungkin) sudah sering kita baca, kita saksikan dan kita dengan di media cetak maupun elektronik. Khatib lebih menekankan agar kita ingat perjuangan bangsa Indonesia zaman penjajahan dan kemudian mengkiaskan itulah yang terjadi di Palestina saat ini. Jika kita ingat sejarah Indonesia, pihak yang pertama kali mendukung berdirinya Indonesia yang merdeka, bebas dari penjajahan Belanda adalah Palestina.

Perjuangan Palestina tidak jauh berbeda dengan perjuangan Indonesia pada zaman penjajahan dulu, bahkan bisa dibilang lebih berat. Jika diibaratkan, warga Palestina adalah seorang yang sudah susah payah membangun rumah dengan darah dan keringat, tiba-tiba masuklah seorang perampok dan kemudian meminta jatah bagian dari rumah itu, bahkan si perampok mengusir si pemilik rumah tersebut dari rumah itu. Itulah keadaan yang terjadi di Palestina saat ini. Sungguh sebuah tindakan yang tidak manusiawi jika kita tidak boleh katakan sebagai kebiadaban.


Di sisi lain, Palestina juga mendapatkan sebuah ketidakadilan demokrasi. Di mana pada saat dilakukan pemilu pertama kali di Palestina. Di pagi harinya dunia dan Uni Eropa memberikan sebuah apresiasi yang luar biasa terkait dengan Pemilu di Palestina. Ini adalah sebuah proses demokrasi yang adil, jujur dan terbersih di Timur Tengah. Itu yang diungkapkan oleh Dunia dan Uni Eropa. Namun sehari setelah hasil pemilu di Palestina dikukuhkan dengan hasil 67 % warga Palestina memberikan dukungan kepada Hamas, dunia dan Uni Eropa berterika bahwa ini adalah Pemilu yang kotor, tidak adil dan penuh kecurangan. Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa BiLlaah...

Semoga Allah memberikan kemudahan pada pejuang untuk kebebasan Palestina.
Dukungan yang bisa kita berikan untuk Palestina yang terutama adalah doa. Dimanapun dan kapanpun semestinya kita memasukkan doa untuk kebebasan dan kemerdekaan Palestina dalam setiap doa kita. Selain itu bantuan dana juga sangat dibutuhkan bagi perjuangan rakyat Palestina. Sungguh malulah kita jika sampai saat ini belum peduli dengan sebuah Negara Bernama Palestina, terlebih lagi jika kita mengaku beriman dan beislam, tetapi sama sekali tidak ada sebersit nama Palestina di hati kita. Malulah kita pada negara Inggris, di mana ada sebuah NGO yang bukan muslim tetapi memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Malulah kita akan hal itu. Astagfirullaah.


Namun terkadang ada pula hembusan peruntuh semnagat kita ketika kita mencoba untuk peduli kepada Palestina. Mereka berkata, lihatlah negaramu, masih banyak koruptor, masih banyak kemiskinan, pendidikan yang tidak merata dan sebagainya dan sebagainya... Itu adalah sebuah hembusan negatif yang dapat meruntuhkan semnagat kita. Kita bukannya tidak peduli dengan hal itu. Kita juga peduli akan hal itu. Namun jangan sampai kepedulian kita akan permasalahan dalam negeri ini melenakan kita untuk tidak peduli terhadap kemanusiaan ummat sesama Muslim yang ada di Palestina sana.

Wallahu a'lam bishshowab.

*Mengutip sebuah judul buku karya Shofwan Al Banna Choiruzzad
*Sebuah catatan kecil menyambut Munasharah untuk Palestina, Sabtu 20 Maret 2010*

7 komentar:

  1. subhanallah...semoga besok munasyarahnya lancar *apa yg mampu kita berikan u palestine???* *renungan luar biasa ini*

    BalasHapus
  2. @hauri : aamiin, sebuah upaya keceil sekecil apapun itu asalkan nita ikhlas untuk-Nya bisa membawa dampak besar. Semoga.

    BalasHapus
  3. teruslah pdoduktif Bal! suk gawe buku.

    BalasHapus
  4. @hanif : hehe, Insya Allah :) One of my dreams :)

    BalasHapus
  5. sedikit yg bisa kita lakukan untuk saudara kita di sana itu dengan menunjukkan solidaritas kita, bahwa kita peduli pada mereka. salah satunya dengan munasarah yg dilaksanakan di jakarta hari ini. ditunggu reportasenya yak :D

    BalasHapus
  6. Di tempat saya, khutbahnya selalu dan selalu tidak menarik, entah apakah karena ada di lingkungan sekolah kali yak, soalnya sewaktu di gedung sebelumnya, di Bank M*ndiri, khutbahnya begitu mengena..

    Bagaimana hasil munasarahnya, bro?

    BalasHapus
  7. @dhodie : terkadang khutbah yang disampaikan tidak sesuai dengan jamaahnya. jadinya kurang mengena. Semestinya tema khutbah disesuaikan dengan jamaahnya, supaya tujuan khutbah itu benar-benar mengena kepada jamaah.

    Laporan munasharah belum saia post bro :) yang jelas ada ratusan ribu massa. alhamdulillaah

    BalasHapus

silakan berkomentar :)