Senin, 08 Maret 2010

Per-Nikah-an (sebuah motivasi)


Tema atau topik tentang pernikahan dan perkawinan memang tidak pernah menjadi basi dalam berbagai topik pembicaraan. Baik yang bersifat serius, seperti diskusi, seminar ataupun hanya sekedar obrolan santai. Kenapa bahasan itu menarik ? Saia juga kurang tahu persinya kenapa itu menarik. Namun yang saia tahu sudah semakin banyak orang yang menikah di usia muda. Termasuk saat menulis ini, saia mendengar kekagetan seorang rekan kerja di sebelah saia yang baru saja dapat info seorang temannya yang masih kuliah dan sudah menikah. Lalu dia bilang, "Sudah merasa tua."

Lebih heboh lagi ketika media mengabarkan tentang adanya rancangan peraturan tentang nikah/kawin sirri, dan kawin kontrak. Belum tau juga kejelasan tentang rancangan peraturan tersebut, tetapi di masyarakat sudah banyak opini baik mendukung aturan tersebut dan ada pula yang menolak aturan tersebut, tentunya dengan memiliki sejumlah alasan masing-masing.




Berbicara tentang nikah/kawin sirri, saia teringat dengan seorang komedia Iwel Wel dalam suatu kesempatan 'quick presentation' dengan tajuk #Ignite Jakarta, Kamis 4 Maret 2010 lalu. Sebagai salah satu joke-nya, Iwel Wel mengartikan bahwasanya ada perbedaan mendasar antara kawin dan nikah. Khususnya untuk kawin memang harus sirri. Dengan alasan apapun, tetap saat kawin harus sirri, jika masih ada yang memaksakan untuk ada di perkawinan itu, berarti orang itu mengintip. :D

Anyway saia tidak sedang ingin membahas topik nikah/kawin sirri ataupun kawin kontrak. Tetapi saia lebih ingin bercerita tentang testimoni beberapa teman yang sudah menikah. Khususnya di usia muda.

Sebagian besar bahkan semua teman saia menyesal menikah sekarang. Mereka menyesal kenapa menikahnya sekarang-sekarang ini, disaat krisis ekonomi 2008 masih sedikit terasa. Ketika harga sembako masih cukup tinggi. Ketika harga sewa gedung tetap mahal. Ketika ini itu ini itu dan sebagainya... Selidik punya selidik, mereka menyesal kenapa nikahnya tidak dari dulu... :D Karena semakin meningkatnya beban hidup, maka dengan hidup berdua bisa saling meringankan beban. Begitu kata seorang teman saia.


Seorang teman saia yang lain pernah ditantang oleh ayahnya (yang juga nikah di usia muda). "Nak, kamau tahu Ayahmu ini nikah di usia 21, beranikah kamu nikah di usia 20?" Begitu tantang ayahnya. Kemudian sang anak membuktikan tantangan ayahnya, namun tidak bisa ia penuhi, karena teman saia tersebut nikah di usia 22.


Ada lagi cerita seorang perempuan yang menikah di usia 19 tahun. Saat itu dia masih kuliah, sampe akhirnya memliki beberapa orang putra dari pernikahannya itu, kuliahnya belum tidak terselesaikan. Ada juga kisah yang serupa, namun kisah kedua ini, si perempuan itu bisa menyelesaikan studinya. Hal itu memberikan hikmah, bahwasanya menikah di usia muda tidak akan mengganggu studi seseorang, permasalahan studi yang terhambat hanya ada pada diri orang yang menjalaninya. Semestinya setelah ada yang mendukung secara langsung, maka akan lebih bersemangat dalam setiap aktivitas, termasuk juga studi.

Salah satu parameter berhasilnya pernikahan adalah keluarga baru tersebut, masing-masing, baik si suami atau istri semakin produktif dalam aktivitasnya. Baik ativitas menjemput maisyah untuk keluarga, dan aisyah lagi aktivitas dakwahnya juga semakin produktif, Insya Allah.

Jadi teringat di catatan FB seorang saudara, bahwa menikah di usia muda ataupun menikah nanti adalah sama-sama hebatnya. Tidak ada yang lebih hebat di antara keduanya. Sebab hal tersebut sangat berkaitan dengan jodoh, sedangkan jodoh ada dalam kuasa Allah. Namun demikian bukan berarti kita hanya terdiam terpaku menanti jodoh datang dengan sendirinya, itulah yang salah. Semestinya kita tetap berikhtiar dan mengharap kemurahan Allah untuk segera didatangkan jodoh bagi kita.

Well, finally inilah postingan saia yang rada serius bahas tentang nikah. Semoga Allah memudahkan ikhtiat kita untuk menjemputnya.

Wallahu a'lam

Sunter, 080310.11:37WIB

10 komentar:

  1. diluar itu,perlu banyak persiapan u menjalani sebuah pernikahan...karena bersiap2 menjadi lebih dewasa lagi,pernikahan ibarat sebuah tangga naik marhalah. maka siapapun lakonnya(hatta ia seorang pemuda beruasia 20 th)ialah pemuda yg sedang melalui proses pendewasaan luar biasa.

    BalasHapus
  2. errrr... sebuah motivator? atau seorang motivator? atau sebuah motibasi? yang pasti, jangan pernah menganggap status menikah itu sebuah prestasi yang layak dibanggakan, sementara yang belum nikah itu gak keren.

    BalasHapus
  3. hhmm.... ini nih tulisan yang bener2 memotivasi saya, hehehe.... padahal emang udah dari semenjak tingkat 3 kuliah punya cita2 untuk nikah muda,,,...

    karena memang menikah adalah penyempurna ibadah, buat orang macam saya yang masih single ini, pahala ibadahnya baru setengah walau udah rajin dan khusyuk kayak apapun, dan bakal full nilai ibadahnya bila sudah menjadi suami orang (saya lupa ayat/hadis yg menerangkan hal ini)

    makanya sebisa mungkin untuk menikah secepatnya, karena menikah merupakan ibadah, sama aja kayak solat, kurang pantes kayaknya bila ibadah itu ditunda-tunda... tapi beda lagi kalo menikahnya bukan diniatkan sebagai ibadah loh ya... mungkin akan ada 1001 alasan untuk menunda-nunda salah satu bentuk ibadah ini...

    yang jelas mari berikhtiar sekuat tenaga, dan bertawakkal sepenuh hati,.. InsyaAllah mendapat yang terbaik di hadapan Allah (belum tentu yang terbaik dihadapan kita lho...)

    *semangat komen kalo pembahasannya mengenai nikah, =P *

    BalasHapus
  4. semoga mas Iqbal segera nemu jodohnya. Selama ini mas Iqbal kan mencari-cari teman sejati. sampai merantau kemana-mana. :p

    BalasHapus
  5. Nikah muda sebuah prestasi? tentu iya..tapi bukan berarti yang nikah lebih tua kalah berprestasi. Apakah beruntung yang nikah muda? Jelas beruntung, tapi yang nikahnya lebih tua bukan berarti tidak beruntung.. Apakah baik jika nikah muda? pastinya, tapi bukan berarti yg nikahnya belakangan tidak baik. Itu kalau menurut saya sih, (sekali lagi menurut saya), karena ini masalah JODOH itu tadi.

    Btw, setuju dengan do'a nya mas Zainuri Hanif...dan ikut ngaminin :)

    BalasHapus
  6. @hauri : syukran jazzilaan atas komeng-nya :) Yups, setuju bangget :)

    BalasHapus
  7. @eno : yang nikah mapun yang belum nikah sama-sama keren koq, bedanya yang dah nikah dah punya gandengan yang sah :) kalo yang belum nikah baru boleh gandengan sama adik,kakak,n ortunya doang :D

    BalasHapus
  8. @doni : busyet dah, komengnya semangad bauanget :D
    thanks sudah melengkapi catatan ini :D

    BalasHapus
  9. @hanif : aamiin, semoga doanya juga kembali ke antum :)

    BalasHapus
  10. @haqeem : semoga juga doa mas hanif sampai juga ke antum :)

    BalasHapus

silakan berkomentar :)