Kamis, 20 Mei 2010

On the Jet Plane...


Pernahkah kalian naik pesawat ?
Sepintas lalu pikiranku terbawa ke sekitar 15 tahun yang lalu, di mana saat itu guru kelasku sedang membahas tentang transportasi darat, air dan udara. Ya, saat itu di kelasku sedang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Saat itu tidak ada yang mengacungkan tangan di kelasku.

Sekarang, setelah 15 tahun itu, aku hanya bisa tersenyum-senyum sendiri. Tertawa geli mengingat peristiwa 15 tahun yang lalu itu. Kenapa demikian ? Aku pantas bersyukur, dan memang harus bersyukur. Pasalnya sampai sekarang ini aku sering sekali menggunakan sarana transportasi udara itu berkaitan dengan pekerjaanku.

Satu setengah tahun terakhir aku memang sering sekali menggunakan sarana transportasi udara itu. Mulai dari pesawat dengan kapasitas penumpang banyak, meski tidak sekelas Boeing 777, tetapi cukup besarlah pesawat yang kutumpangi itu. Sampai dengan pesawt kecil berbaling-baling yang hanya bisa mengangkut 12-an penumpang. Setiap pesawat yang kutumpangi memiliki kisah dan cerita yang berbeda.


Pengalaman yang paling menarik kurasakan adalah saat bepergian tugas kantor ke Singapura. Itulah untuk pertama kalinya aku pergi ke luar negeri *ndeso banget sih*. Sebenarnya bukan itu yang istimewa, tetapi yang istimewa adalah lebih pada pesawat yang kutumpangi dan segala pelayanan yang ada dalam pesawat itu. Maskapai penerbangan yang kupakai saat itu adalah maskapai asing, tetapi hampir semua pramugari dan pramugaranya bisa berbahasa Melayu. Dan yang kurasakan, mereka lebih ramah dibandingkan pramugari dari maskapai penerbangan dalam negeri. Selain itu pesawatnya juga tergolong masih baru, dan terawat. Kapasitas penumpang besar, bisa dihitung dari jumlah kursi tiap deretnya. Setiap deretnya ada 8 kursi, di mana dalam pesawat itu terdapat 50-an deret. Bisa dibayangkan betapa banyaknya penumpang yang bisa diangkut oleh pesawat itu.


Pengalaman menarik lainnya saat aku ada tugas kantor ke Bali, dengan jenis pesawat yang sama, Airbus A330. Bedanya untuk tugas ke Bali ini, aku naik pesawat dengan maskapai penerbangan dalam negeri. Pesawatnya nyaman dan pelayanan juga tidak kalah ramah dengan maskapai penerbangan asing yang kuceitakan di atas tadi.

Namun, selain yang kuceritakan di atas, pengalaman paling mengangkan (kurasa) adalah saat aku mendapat tugas ke daerah Maluku Utara. Perjalanan dimulai dari keberangkatan pesawat dari Jakarta (Cengkareng) yang tidak seperti biasanya. Biasanya, kalo ada tugas ke luar kota, aku menggunakan pesawat penerbangan pagi (first flight). Namun karena keadaan (jadwal yang hanya satu penerbangan), akhirnya aku harus berangkat pada pukul 1 dinihari. Dan aku berangkat dari kostku di daerah Mampang pada pukul 9.30 malam. Beruntung kostku dekat pangkalan taksi dengan rating yang sangat memuaskan, sehingga aku tidak terlalu kesulitan untuk mencari angkutan menuju bandara.

Pesawat yang kutumpangi mendarat di Bandara Sultan Baabullah Ternate pada pukul 07.30 WIT. Setelah menunggu beberapa saat, aku melanjutkan perjalanan ke lokasi selama 1 jam menggunakan pesawat akhirnya aku sampai di lokasi tugas.


Perjalanan berangkat tidaklah terlalu menegangkan, yang cukup menegangkan adalah saat harus menumpangi pesawat kecil, dengan kapasitas 12-an penumpang untuk pertama kalinya. Saat pulang adalah saat pulang, di mana rute perjalana pulangku saat itu adalah Gosowong (lokasi tugas) - Manado - Jakarta - Jogja. Cukup panjang juga ruteku saat itu, soalnya selepas dari tugas itu, aku ada tugas juga di kampusku, di UGM.


Perjalanan Gosowong - Manado seharusnya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 2 jam. Pesawat berangkat sekitar pukul 10 WIT. Tetapi ketika di pesawat aku melihat jam sudah lebih dari 2 jam pesawat belum juga menemui daratan, yang ada hanyalah sekumpulan awan hitam di sekitar pesawat. Ditambah lagi ketika sang pilot mengumumkan bahwa pesawat tidak bisa mendarat di Manado karena Manado sedang hujang lebat dan tidak bisa ditembus oleh pesawat kecil. Pesawat akan mendarat di Ternate dan selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Gosowong (lokasi semula). Padahal di Manado aku masih ada flight untuk ke Jakarta dan selanjutnya ke Jogja. Saat itu waktu sangat mepet, dan berkali-kali aku hubungi kantor untuk membatalkan tiket Manado - Jakarta dan Jakarta - Jogja tetapi tidak bisa, karena keterbatasan sinyal telepon seluler.

Akhirnya aku bisa menghubngi kantor, dan segera tiketku dibatalkan. Satu masalah selesai. Permasalahan berikutnya adalah tentang aku, apakah ikut pesawat kecil ke Gosowong ataukah tinggal di Ternate sementara waktu dengan persediaan dana yang terbatas. Risikonya, jika ikut pesawat ke Gosowong, maka aku tidak bisa ikut acara di UGM. Dan jika tinggal di Ternate, persediaan dana terbatas.

Tanpa sengaja aku melihat ada jadwal maskapai lain yang akan mendarat di sore harinya. Dan syukurnya maskapai itu memang akan mendarat di Ternate dan melanjutkan perjalanan ke Makassar. Dan lebih bersyukur lagi dari Makassar aku bisa melanjutkan perjalanan langsung ke Jogjakarta dengan maskapai yang sama. Alhamdulillaah. Tidak jadi aku kembali ke Gosowong dengan pesawat kecil, dan langsung ke Jogjakarta tanpa harus transit ke Jakarta dulu. Langsung saja kubeli tiket pesawat terusan dari Ternate ke Jogjakarta dengan harga yang cukup mahal, sekitar Rp.2.400.000,-


*foto dari sinisini dan sini, serta dari koleksi pribadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan berkomentar :)