Rabu, 09 Juni 2010

Surat Terbuka untuk Bapak Tifatul Sembiring [tolong di sebarluaskan]


(Kepada teman-teman yang mengenal beliau, tolong share surat ini)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Tifatul yang saya hormati,
Mohon maaf jika saya menulis surat secara terbuka, karena saya tidak tahu dimana alamat tinggal Bapak.
Saya juga mohon maaf jika saya menulis dengan gaya bahasa saya sebagai ibu rumah tangga, bukan dengan bahasa politik karena saya bukan politisi, bukan dengan bahasa alim ulama karena pengetahuan saya mengenai agama belum sedalam orang lain, juga bukan dengan bahasa ahli jiwa karena saya bukan ahlinya. 
Surat ini mungkin mewakili dua atau tiga orang teman saya yang berpendirian sama dengan saya, tapi mungkin juga mewakili dua ribu atau tiga ribu orang, atau mungkin juga dua juta sampai tiga juta orang. 


Saya merasa prihatin dengan tayangan video mesum di media TV, juga merasa sedih karena pemerintah seolah membiarkan saja penayangan tayangan itu terus-terusan berlangsung beberapa hari ini.
Tayangan-tayangan itu bagi saya seperti gempuran peluru yang membunuh moral dan akhlak setiap anak-anak yang ada di ruang keluarga kami. Saya yakin bukan hanya di ruang keluarga kami, tapi juga di ruang-ruang keluarga lainnya.

Saya tahu suatu saat tayangan-tayangan ini akan berhenti dengan sendirinya, tapi kapan Pak?
Setelah anak-anak merekam dalam memorinya adegan per adegan, mimik, suara, kata-kata pengantar yang menyudutkan, juga bahwa persaingan bisnis dengan mengumbar aib orang lain itu baik-baik saja? Atau sampai mereka meyakini bahwa perbuatan dalam tayangan-tayangan itu sesuatu yang wajar dan lumrah?

Saya menggerakkan tangan saya menulis surat terbuka ini, mencoba mengetuk hati Bapak. Jika Bapak berkeyakinan sama dengan saya, bahwa penayangan dan tayangan itu adalah bentuk kemungkaran, gerakkan tangan Bapak, gerakkan lidah Bapak, yang membuat penayangan tayangan itu STOP, jangan diam Pak. Please....

Demikian surat dari saya, jika Bapak berhasil membuat penayangan tayangan itu berhenti saya berdoa, semoga Allah SWT mengganti semua kebaikkan Bapak dengan kebaikkan yang lebih baik. Amin.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Serang, 9 Juni 2010

*note : saya dapat dari seorang teman
foto dari sini.

3 komentar:

  1. bisa dirasakan kekhawatiran seorang ibu dari surat ini. wajar siy menurut saya, kalo sang ibu sampai sebegini khawatir. Informasi ada dimana2, sebaik apapun kita memproteksi anggota keluarga kita, toh mereka jg berinteraksi dengan teman2nya,, yg kita tidak tau apa saja yg menjadi bahan pembicaraan mereka.
    semoga surat ini mendapat tanggapan yg baik dari yg dituju.

    *mas iqbal bukannya sering ketemu sm Pak Tif? sampaikan atuh :D

    BalasHapus
  2. sangat wajar sekali...sewaktu lagi masuk kesebuah masyrakat, di warung..juga pembicaraan dengan keluarga, mereka sangat khwatir sekali. kuncina adalah pada dunia penyiaran. Dunia TV yang mengendalikan dan menyulap informasi. apalagi anak-anak

    BalasHapus
  3. Langsung ke Presidennya aja sekalian, daripada no comment terus dengan pembodohan oleh TV dan sekarang kasus video mirip2an yang benar-benar menguras energi kita *miris*

    BalasHapus

silakan berkomentar :)