Senin, 09 Mei 2011

Sepenggal Kisah di Hari Senin bersama Mereka

Senin pagi, tak sempat sahur, tak jadi shoum. Sejurus kenudian terdengar dering sms di E63 merah berbunyi, rupanya si mba yang kemarin kutemui di sebuah masjid kampus termegah di Kota Yogyakarta masih ingin melanjutkan diskusi kemarin, pada intinya mereka ingin mengundang seorang pemain film yang filmnya sempat booming di tahun 2010 lalu. Kubalas dengan sebuah jawaban optimis, dengan maksud supaya tidak melemahkan semangat mereka. Semoga.

Selepas itu kulanjutkan lagi rutinitas di kala libur. Aneh ya, saat hari Senin, di mana orang sibuk-sibuknya memulai pekan, aku masih di rumah, ya di rumah, karena kuliahku memang sengaja dikosongkan di hari Senin. Wajarlah, beberapa rekan sekelasku sudah bapak-bapak, dan jauh dari keluarga. Jadi mereka memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan keluarganya. Hehe..

09.23
Setiap Senin, bisa dipastikan aku selalu mengirimkan sms pengingat rutinitas untuk sekedar bersilaturrahim dan bermain-main dengan kamera atau sekedar berbagi foto dan kisah menarik dari foto tersebut. "Yups jam 16.00 di depan Sasana Hinggil Alkid." Begitu sms yang ku kirimkan. Sesaat kemudian ada beberapa sms masuk ke E63 merahku. Sip, beberapa rekan sudah reply, artinya mereka bisa.

Selepas itu kuhabiskan waktu di rumah, beberes rumah. Selesai beberes rumah online sejenak dengan Asus-ku dan bantuan koneksi internet dari provider yang lumayan ngebut di rumahku. Cek email dan cek notifikasi facebook. Sekaligus sekedar negok rumahku di sini dan di sini.

15.30
Sebelumnya aku sudah shalat ashar dan mandi sore. Tepat pukul 15.30 sudah bersiap berangkat ke Alkid. seorang rekan sms izin telat, oke tak masalah. Sebuah budaya yang patut ditiru, bukan budaya telat-nya, tetapi budaya izin jika terlambat atau berhalangan. Perlu digarisbawahi di sini adalah izin, bukan pemberitahuan. =)
Meski siap sejak 15.30 aku baru benar-benar berangkat jam 15.50. huhuhu.. Bandelnya kambuh..

16.15
Sampai di lokasi, cari tempat parkir, jalanan di depan Sasana Hinggil ada bus Rosalia Indah berjejer, rupanya ada wisatawan dari Jakarta datang. Setelah kuparkir Fit-S silverku, kemudian bayar 2000 untuk parkir, kubuka E63 merah, siapa tau ada sms, rupanya memang ada, seseorang sudah sms beliau sudah datang dan tanya lokasi. Kutelepon tidak diangkat, masih dijalan pikirku. Sesaat kemudian ada yang nelpon balik, rupanya yang nelepon ada diseberang dan memanggil-manggil, ada 2 rekan berbaju hitam sudah nongkrong di depan bus, kuhampiri mereka dan bersalaman. Sesaat kemudian datanglah seorang rekan lagi yang berprofesi sebagai educator dan juga menjabat sebagai wakasek kesiswaan di sebuah sekolah swasta. Tak lama seorang sarjana ilmu sejarah yang baru saja yudisium akta IV juga datang.  Yah, mereka semua rekan toekangpoto di region Jogja.


Ternyata di sebelah ada dua tim sepak bola yag tengah bertanding di alun-alun kidul. beberapa rekan mengeluarkan gear andalannya, seorang rekan mengeluarkan 'paralon' kesayanagnnya. Mantab..



Sedangkan yang lain asyik melihat pertandingan, dan ada juga yang mencoba melakukan teknik Panning yang bikin pening kalo shutter speednya ga pernah pas.


16.35
gerimis kecil mulai turun, seorang rekan bilang, pindah aja yuk, ke atas (sambil menunjuk Sasana Hinggil), ternyata di sebelah timur aula sana hinggil ada tanah lapang. Di sinilah momen senin hura-hura dimulai. hehehe..
"bersenang-senanglah karna hari ini yang kan kita rindukan"

Masing-masing orang sudah membawa gearnya masing-masing, tapi beberapa yang lain tidak. Saling berpandangan, siapa modelnya... Hhehe.. Ada rekan usul untuk mengambil gerakan freeze saat melompat. Usulan ditambahkan dengan ada gerakan bersilangan dan bertemu di atas kemudan di ambil freeze momennya. Sip.. 



Setelah masing-masing toekangpoto menempatkan dirinya masing-masing, mulailah si model beraksi, sedikit ancang-ancang, berlari dan lompat. Sesaat kemudian terdengarlah suara jepretan dari masing-masing camera. ada yang memasang continious shoot dengan minimal 3 fps, ada juga yang hanya single shoot.
Diperlihatkanlah hasil itu kepada rekan yang lain, akhirnya ada yang usul untuk ambil low angle. Beberapa tekang poto kemudian mengambil low angle, dan ada yang kemudian sampai tiarap demi sebuah foto low angle.


Tiarapnya toekangpoto tak luput dari perhatian seorang ibu-ibu yang sedang menunggui anaknya latihan karate di aula sebelah. 


Adegan lompat-lompatan dilakukan berulangkali. Saat para toekangpoto beristirahat sejenak, rupanya toekangpoto kedatangan bos besar dengan tatanan rambut baru dan camera baru. Fresh from the box katanya. hehe.. 


Saat itu pula rombongan karateka juga beristirahat, seorang toekangpoto tampak melobi pelatih untuk dapat dipotret dengan beberapa gerakan karate nya. Muridnya pun tak kalah, juga pengen dipotret. Jadilah akhirnya momen foto-foto diganti dengan foto model karateka asli, bukan karateka jadi-jadian seperti pemotretan sebelumnya.



17.36
Hari mulai gelap, sepertinya sesi foto haru segera disudahi, karena hampir maghrib. Di tempat parkir adzan terdengar, kami bersholat di masjid di sebelah timur Alkid. Masjid Margo Yuwono namanya.

18.05
Selesai maghrib, masih melepas penat karena lompat-lompat, seorang rekan toekangpoto tanya, gimana mas pembahasan 'fiqh fotografi'nya. hadeuh,,, ada ada istilah baru fiqh fotografi. hehe.. mungkin lebih tepatnya kaidah dalam fotografi, termasuk beberapa kaidah saat mengunggah ke ranah publik.

Karena masjid juga akan dipakai untuk pengajian, seorang toekangpoto usul, bagaimana kalo sekalian ngeronde di Alkid, semua setuju, dengan catatan maksimal waktunya sampai Isya.

Meluncurlah para toekangpoto ke Alkid, memesan segala sumber pelepas dahaga, ronde, jahe susu, jagung bakar dan pisang bakar. Sambil memesan, masing2 orang juga asyik dengan gearnya masing-masing. :)
ada juga yang masih mempraktekkan panning pada becak warna-warni. Rupanya meskipun sebagian besar toekangpoto warga Jogja, ternyata mereka belum pernah sekalipun nyoba becak tersebut. Ckckck.. :D

Akhirnya toekangpoto menyewa satu becak yang dapat diisi sampai 6 penumpang, lumayan murah, Rp. 25.000 untuk 2 putaran. Lumayan capek juga. 2 Putaran yang melelahkan, tetap disambi dengan adegan2 jeprat-jepret di antara kayuhan becak. 

Selepas 2 putaran, menikmati hidangan yang telah disediakan, termasuk juga bahasan tentang dunia foto juga dibahas. Saat adzan isya berkumandang, bersiap pulang, sambil mengambil momen terakhir sebelum benar-benar cabut dari alkid dengan masih menyisakan penasaran karena belum mencoba permainan berjalan diantara pohon beringin di alun-alun dengan mata tertutup.


*note : 
Fotografer : Wahtini, Iqbal, Ritno

2 komentar:

  1. Wah seru ya kalo punya hobi motret, melampiaskan kekosongan dengan mencari2 angel utk dijepret

    BalasHapus
  2. Kok Becaknya gak di foto. Gede banget bs muat 6 org..

    BalasHapus

silakan berkomentar :)