Kamis, 29 April 2010

Bahasa Indonesia yang (kian) terlupakan


Saya sempat tertegun beberapa saat, ketika menyaksikan berita di televisi tentang pengumuman kelulusan siswa SMA/sederajat yang kini tak lagi 100 %. Sebelum saya melihat berita di TV itu sebenarnya saya telah dikirimi sebuah link tentang kelulusan siswa SMS/sederajat di kota Jogja yang tak lagi 100 %, bahkan 90 % saja tidak tembus.

Namun bukan angka yang tidak 100% itu yang membuat saya tertegun. Saya kaget dan bercampur miris, ketika dalam berita itu disebutkan hampir semua siswa tidak lulus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ya, Bahasa Indonesia, bukan Matematika yang selama ini menjadi momok bagi sebagian siswa.

Saya hanya teringat ketika saya masih SMP, di mana pelajaran bahasa Indonesia diisi pelajaran membaca dan menghafal beragam jenis majas, menghafal imbuhan, awalan, sisipan dan akhiran yang masing-masing memiliki makna. Kemudian tentang tanda baca, suatu hal yang cukup menarik minat saya saat itu. Juga ketika diminta menjabarkan mana Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan dalam sebuah kalimat. Mencari kalimat utama dalam paragraf dan sebagainya.

Ketika SMA juga tidak jauh dari itu, hanya saja ketika SMA ditambah dengan Sasatra Indonesia. Belajar puisi, dan juga belajar bermain peran layaknya dalam sebuah teater. Membuat cerita pendek yang nantinya akan dikirimkan ke Majalah Horizon, atau paling tidak di rubrik Kaca di SKH Kedaulatan Rakyat, sebuah harian yang terbit di Jogja. Atau jika tidak semuanya, cukuplah majalah sekolah atau majalah dinding menjadi media apresiasi. :)

Saya bukanlah penggemar berat pelajaran bahasa Indonesia, tetapi saya tidak habis pikir mengapa nilai UAN bahasa Indonesia menjadi batu sandungan siswa dalam UAN tahun ini. Ataukah karena terlalu memikirkan Matematika yang menjadi momok selama ini ? sehingga bahasa Indonesia menjadi terlupakan. Hingga ada sebuah anekdot, bahwa sebenarnya kebanyakan kita bukan bangsa Indonesia, karena nilai bahasa Indonesia kita lebih rendah dibandingkan dengan nilai bahasa Indonesia.

CMIIW


*bendera Indonesia diambil dari sini.

7 komentar:

  1. Hadis Mevlana: mas beberapa kata salah ketik ya

    BalasHapus
  2. because it's simple. Many teenagers use english and bahasa gaul in their daily life.... *lho?? hehe.

    Coba ada ujian bahasa gaul mas, dijamin nilai nya pada bagus-bagus semua dan lulus semua :D

    BalasHapus
  3. @hadi : syukron sudah dikoreksi, sudah dibetulkan juga ;)

    @farid : bener juga kata Lo, coba ada bahasa Gaul ya, hehehe (doh)

    BalasHapus
  4. ngomong bahasa Indonesia memang lancar, tapi bahasa Indonesia yang baik dan benar itu agak ribet sih untuk dipelajari *pengalaman
    sperti contoh yang dikasi sama mas iqbal ini, ttg majas, peribahasa, dan sebagainya. Trus ada juga yg mencari ide pokok paragraf, bbegh.. paling malas kalo disuruh itu, mana bisa kita baca buru2? sambil ujian pulak...

    *ekenapa jadi curcol gini yah? (lol)

    BalasHapus
  5. @Illa : mungkin saatnya ada pembaharuan dalam sistem pendidikan di Indonesia, juga sistem ujian di Indonesia.

    BalasHapus
  6. Saya sebagai guru sebenarnya juga sangat prihatin, kenapa siswa-siswi sekarang tidak mampu berbahasa Indonesia dengan baik. Meskipun sudah sering kali saya mengingatkan murid-murid kami, untuk bisa berbahasa Indonesia dg benar dan memaknainya.
    Kemungkinan juga adanya "salah kaprah" yang mengutamakan bahasa asing dari pada bahasa Indonesia. Kadang ada yang memfonis bahwa bahasa Indonesia itu njlimet, tapi sebenarnya sama saja bahasa asing juga memiliki aturan2 sesuai dg penggunaannya. Mereka terlanjur "MENYEPELEKAN"

    BalasHapus
  7. @Bunda Nurul : matur nuwun atas kunjungannya, sepakat dengan bunda, yang terpenting adalah jangan sampai bahasa Indonesia tidak dikenali dan dimaknai dengan baik di negaranya sendiri.

    BalasHapus

silakan berkomentar :)