Minggu, 04 Juli 2010

Kesaksian Relawan Indonesia di Atas Kapal Mavi Marmara (bagian satu)

Masih jelas teringat di benak saya tentang kejadian beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 31 Mei 2010. Sebuah tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel kembali terulang. Peristiwa Gaza terjadi beberapa mil dari bibir pantai Gaza. Tepatnya di atas kapal Mavi Marmara yang masih berada di wilayah perairan Internasional. Kapal tersebut berada dalam sebuah misi kemanusiaan dengan nama Freedom Flotilla (Armada Kebebasan).

Dialog Kesaksian Relawan Freedom Flotilla di Kapal Mavi Marmara


Siang tadi, tepatnya Sabtu 3 Juli 2010 dalam sebuah ajang Pesta Buku Jakarta 2010 di Istora Senayan, atas izin Allah saya dapat bertemu dengan dua orang relawan asal Indonesia yang berada di kapal Mavi Marmara. Mereka berdua adalah sepasang suami istri, yakni Mas Dzikrullah dan Mba Santi Soekanto. Beliau berdua diundang dalam kapasitas untuk memberikan kesaksian atas apa yang terjadi di kapal Mavi Marmara pada tanggal 31 Mei 2010 lalu. Selain itu saya juga berkesempatan bersilaturrahim dengan aktivis Sahabat Al Aqsha, yakni Mas Amirullah dan Mas Fanni Rahman.

Mas Dzikrullah dan Mba santi Soekanto menceritakan Tragedi  Mavi Marmara

Dalam kesempatan siang tadi, Mas Dzikrullah dan Mba santi memberikan banyak sekali informasi yang selama ini tidak didapatkan secara lengkap di media massa. Sebab pada saat tragedi tersebut, semua kamera, handycam, alat perekam, handphone, laptop dan media penyimpan audio-visual disita oleh tentara Israel.Namun demikian, karena kecerdikan relawan, beberapa dokumen penting tersebut berhasil mereka sembunyikan. Tempat untuk menyembunyikannya pun tidak terpikirkan sebelumnya. Ada beberapa relawan yang menyimpan memory card rekaman mereka di bawah lidah. Ada juga yang menyimpannya di dalam ban celana yang dikenakan. Dari memory card yang berhasil disembunyikan itu lah akhirnya kita bisa dapatkan informasi yang asli dibawa oleh para relawan. Karena dalam berita-berita yang muncul nampak propaganda Israel atas media yang luar biasa.

Salah satu yang cukup menarik dalam acara siang tadi adalah diputar sebuah film yang merupakan hasil dari memory card yang berhasil disembunyikan dan tentara Israel. Film itu menceritakan detik-detik sesaat sebelum pasukan Israel masuk ke kapal Mavi Marmara dengan senjata lengkap dan dilengkapi peluru tajam.

Yang menjadi perhatian saya dalam film itu adalah adanya salah satu asisten uskup di Inggris (atau Irlandia), tentunya tidak beragama Islaam, bergabung dalam misi Freedom Flotilla tersebut. Sang uskup sendiri sebelumnya adalah seorang uskup di Yerussalam, namun pemerintah Zionis Israel mengusirnya keluar dari Yerussalem karena dianggap  berbahaya bagi negara Israel karena membantu mujahidin Palestina dengan memberikan dana dari kantongnya sendiri.

Tampak di screen asisten uskup yang tertembak di bagian kakinya

Dikisahkan beberapa saat sebelum pasukan Israel masuk ke kapal, para relawan muslim sedang melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Sang asisten uskup juga turut bersama dalam jamaah itu, duduk dalam sebuah kursi. Yang menarik ialah ketika jamaah sedang rukuk, sang asisten uskup turut membungkukkan badan seperti juga melakukan rukuk, pun juga ketika jamaah sedang sujud, sang asisten uskup juga membungkukkan bada seperti seseorang yang sedang sujud dalam shalat pada posisi duduk. Yang lebih menarik lagi, Imam shalat maghrib ketika memimpin shalat membaca ayat dari surat Al Maidah, di mana ayat yang dibaca itu kurang lebih berarti : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya yang jelas nampak permusuhannya terhadap kaum muslimin adalah Yahudi dan kaum musyrikin. Sedang yang dekat terhadap kaum Muslimin adalah ummat Nasrani. sebab mereka yang paham, jika dibacakan ayat-ayat Allah maka melelehlah air matanya". Dan Subhanallaah, semua jamaah juga melelehkan air matanya, termasuk pula sang asisten uskup tadi. Saat terjadinya pembajakan, sang asisten uskup mendapatkan tembakan di kakinya, sehingga beliau harus dibopong untuk diberikan perawatan. Dan Subhanalllah, ketika diangkat ke tempat perawatan, bibirnya beberapa kali mengucap "Alhamdulillaah Yaa Robb." Semoga Allah menunjukkan jalan yang lurus kepada sang asisten uskup tadi. Aamiin...

Dalam film tersebut, juga diinformasikan bahwa relawan berhasil merampas salah satu kelengkapan tentara Israel, yakni sebuah buku agenda yang berisi daftar nama dan foto para relawan Freedom Flotilla yang menjadi target operasi penangkapan oleh tentara Israel. Di mana target utamanya adalah seorang alim 'ulama asal Palestina yang tergabung dalam misi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa rencana pembajakan misi Freedom Flotilla, khususnya di kapal Mavi Marmara telah terencana dengan detail dan teliti.

Tampak di screen Buku Agenda yang berhasil dirampas dari Tentara Israel

Memang sungguh benar permusuhan yang dilakukan oleh kaum Yahudi terhadap kaum Muslimin. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara kita di Palestina ? Jihad secara fisik memang perlu. Tetapi yang disebutkan paling awal sebelum jihad fisik adalah jihad harta. Hal ini merupakan sebuah pembuktian apakah kita benar-benar telah siap untuk berjiahd secara fisik ? Jika untuk berjihad dalam harta saja masih sulit bagaimana seseorang siap untuk berjihad secara fisik ?

Wallahu a'lam
(bersambung)

2 komentar:

  1. jadi ingat, bulan ini belum up bikin satupun tulisan buat blog ^^'

    BalasHapus
  2. kata2 terakhirnya menohok T_T

    Jika untuk berjihad dalam harta saja masih sulit bagaimana seseorang siap untuk berjihad secara fisik ?

    semoga kita semua dimampukan untuk berjuang dengan kemampuan kita masing2.. dan semoga Alloh tetap menjaga bumi para Nabi itu *_*

    BalasHapus

silakan berkomentar :)