Rabu, 21 April 2010

MOS Hari Kedua



“Brak... Brak... Brak...”


Suara pintu kelas dipukul dengan sepotong penggaris kayu. Tak lama kemudian terdengar suara lelaki setengah berteriak dari luar kelas, 

“Lapor, Pansus siap melaksanakan tugas !”

Kakak kelas yang sebagai wali kelas menjawab, “Laksanakan.”

Lelaki di luar berkata: “Siap Laksanakan.”

Tak lama kemudian masuklah empat orang, dua lelaki dan dua perempuan dengan wajah dibuat sangar, memerintahkan kami untuk berdiri dan tetap diam, tidak berkata kecuali ditanya. Mereka berkeliling di seputaran tempat duduk kami.


Pada waktu itu aku duduk di baris paling depan. Pada baris paling depan, terdapat delapan meja yang terbagi dalam tiga kelompok meja gabungan. Masing-masing kelompok meja terdiri dari tiga meja di kelompok kiri, tiga meja kelompok tengah dan dua meja kelompok kanan.

Aku dan dua temanku yang lain berada di kelompok meja bagian tengah.

Kemudian salah satu dari mereka mendekati meja kami. Dia mengincar temanku yang berdiri di sebelah kiriku. Rupanya teman di sebelahku salah mengenakan seragam. Seragam yang harus dikenakan adalah seragam putih abu-abu lengan panjang. Sedangkan temanku mengenakan seragam, sama putih abu-abu juga, tapi lengan pendek.



Walhasil ditanyalah temanku itu,

“Adik tahu, apa kesalahan adik hari ini ?”

Pertanyaan itu tidaklah disampaikan dengan keras, tapi seisi kelas mendengar pertanyaan itu. Cukup membuat keder seisi kelas.


Temanku bergeming, tidak terucap sepatah katapun.


“Adik tahu, ini hari apa ?” Tanyanya lagi. Temanku menjawab, “Hari Selasa, Kak.” 

“Adik tahu hari Selasa, tapi kenapa seragam adik lengan pendek ?” tanyanya dengan volume suara dinaikkan.

“Maaf kak, saya tidak tahu.”

“Khan sudah ada peraturan tentang seragam, kenapa tidak dibaca?” tanyanya lagi.

“Ya Kak, saya lupa itu.” Jawab temanku.

Sang Kakak itu ternyata tidak berhenti di sana, ditanyalah orang yang ada disampingnya, yaitu aku. 

“Adik tahu khan kesalahan teman di samping Adik ?” tanya kakak itu, 

Kujawab “Tahu Kak.” Dengan sebuah perasaan yang campur aduk, maklum saat itu keadaan sedang gawat, semua hal bisa terjadi, salah satunya memikirkan hukuman apa yang akan kami terima gara-gara kesalahan seragam itu.

“Kalau adik tahu kenapa temannya tidak diingatkan? Kasih tahu ke temanmu itu kalo seragam hari Selasa lengan panjang.!” Katanya setengah berteriak. 

Tidak sampai situ saja, semua teman sekelasku pun juga kena semprot kenapa tidak mengingatkan yang salah. “Kalian bisa telpon, datang ke rumahnya, kasih tahu dan ingatkan!”

Teman sebelahku yang berseragam lengan pendek itu pun cuma diam.

Dhyeng... Ya Ampun... Dalam benakku, siapa yang salah, siapa yang dibentak ? kenapa jadi begini ? koq sekelas jadi sasaran sich... Boro-boro telpon ato main ke rumah. Kenal aja baru kemarin. Hwaduh...

***

Sepenggal kisah di Masa Orientasi Siswa hari kedua di pertengahan tahun 2000 di SMA ku dulu, di mana kita baru dua kali ketemu di hari sabtu dan senin sebelumnya. Saat itu belum banyak ponsel dipakai, telpon pun tidak di setiap rumah ada. Kenal pun hanya sebatas nama dan sebelumnya SMP dimana. Mana mungkin udah tahu rumahnya di mana... 

Sudah hampir 10 tahun rupanya kisah itu terjadi, kalo ingat waktu itu rasanya ga pernah berhenti tertawa deh, ato paling ga senyum-senyum sendiri lah mengingat seorang temanku, orangnya kecil (dibandingkan aku), berkacamata, rambut agak keriting. Kata orang mirip dokter Boyke (Piss bro...) dan sekarang sedang melanjutkan studinya di negara nun jauh di sana.
Salah seragam sendiri, tapi sekelas yang kena semprot, Fiuh...




*Foto diambil dari Sini, dan dari Sini juga.*

3 komentar:

  1. hahahhhaah...............kui si tyas yo??lali aku.tp nek ra si tyas pling sih si waskito biasane sik aneh2 ki...

    Aku juga pernah dibikin jadi kek orang paling jahat lho. Kan lambang tugunya si Reni anak I.5 tu dibilang salah n suruh kurobek. ya tak robek lah (karena kaget n sebel banget dibentak2 trus) eh abis tu aku malah yang disalahin n dibilang tega ma temen, gak kasian pa bikinnya semalaman. Pikirku MBEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE........., siapa yang nyuruh robek bukannya ente, n dia bilang lagi klo ngrobek ya dikit aja. Kupikir lagi MAKANYA KASIH INSTRUKSI YANG JELAS DONG...........!!

    BalasHapus
  2. hehe... persis aku ngrobek "karya ciptanya" Shofwan... :p

    BalasHapus
  3. @riri : hehehehe, mereka berdua khan aneh semua :D wkwkwkw...

    @riri, hanif : tega kau ya... *dengan gaya ngomong Hafez ke Azzam (di KCB) saat perjalanan di Bus*

    BalasHapus

silakan berkomentar :)